Join The Community

Jumat, 18 Maret 2011

Kolesterol dan Aterosklerosis

K
olesterol saat ini menjadi musuh bagi kesehatan  manusia, padahal dalam jumlah tertentu kolesterol dibutuhkan dan telah di produksi secara alamiah oleh tubuh (80%). Hanya sebagian kecil saja kolesterol berasal dari luar tubuh (20%). Yang sebagian kecil ini yang  sering menimbulkan masalah. Tapi sejauh pemasukan  ini seimbang dengan kebutuhan, maka tubuh akan tetap sehat.

Kaitan kolesterol dan penyakit jantung
Factor resiko terkena penyakit jantung akan kecil bila memiliki kadar kolesterol total  dan kolesterol jahat (LDL) yang rendah. LDL ( low density lipoprotein) adalah Jenis kolesterol   yang berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Jika kadar LDL Tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri yang akan menyebabkan terjadinya penyakit Aterosklerosis. Kolesterol LDL merupakan faktor resiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.
Sebaliknya  bila memiliki kadarkolesterol  baik (HDL) yang rendah, maka resiko penyakit jantung bakal semakin tinggi. HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein (gabungan lipid (lemak) dan protein berfungsi sebagai pengangkut lemak dalam darah),  dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah.
Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah Trigliserida (salah satu jenis lemak yang dapat berasal dari hewani atau nabati), yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak. Dan tingginya kadar Triglicerida dapat di control dengan diet rendah karbohidrat.

A
terosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.  Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.

Penyebab terjadinya Aterosklerosis

Aterosklerosis (Atherosclerosis) merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:

1.      Tekanan darah tinggi
2.      Kadar kolesterol tinggi
3.      Perokok
4.      Diabetes (kencing manis)
5.      Kegemukan (obesitas)
6.      Malas berolah raga
7.      Usia lanjut.

Gejala

Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

Diagnosa

Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:

·         ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
·         Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
·         Skening ultrasonik Duplex
·         CT scan di daerah yang terkena
·         Arteriografi resonansi magnetik
·         Arteriografi di daerah yang terkena
·         IVUS (intravascular ultrasound).

 Pencegahan (terapi non Farmakologi)
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Ø  Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
Ø  Menurunkan kadar kolesterol darah
Ø  Menurunkan tekanan darah
Ø  Berhenti merokok
-merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL),
-merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
-merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.

Ø  Menurunkan berat badan
Ø  Berolah raga secara teratur.

Pengobatan
1.      Obat golongan Resin Asam Empedu : Cholestiramine (Falterol®), Colestipol (Colestid®)
Mekanisme kerja adalah mengikat asam empedu dalam lumen saluran cerna, dengan gangguan stimulasi terhadap sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang menurunkan penyimpanan asam empedu dan merangsang hepatic sintesis asam empedu dari kolesterol. Obat golongan ini digunakan dalam pengobatan hiperkolesterolemia primer.
Efek samping  yang umum terjadi seperti konstipasi, mulas, penuhnya epigastrik, mual, kembung. Dapat di atasi dengan peningkatan asupan cairan.

2.      Obat golongan Niasin (Asam nikotinat)
Mekanisme kerja adalah mengurangi sintetik VLDL, yang akan mengarah pada pengurangan sintesis LDL, juga meningkatkan HDL dengan mengurangi katabolismenya.
Efek samping yang sering kemerahan pada kulit dan gatal tampak karena mediasi prostaglandin dan dapat dikurangi dengan menggunakan aspirin 325 mg sebelum konsumsi obat niasin ini.

3.      Obat golongan Hmg CoA Reduktase (Atorvastatin, Fluvastatin, Lovastatin, Pravastatin, Rosuvastatin, Simvastatin)
Mekanisme kerja adalah statin menghambat 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (Hmg-CoA) reduktase, mengganggu konversi Hmg-CoA menjadi mevalonat, tahap yang menentukan dalam biosintesis kolesterol  de-nevo. Pengurangan sintesis LDL dan peningkatan katabolisme LDL dimediasi melalui receptor LDL menjadi prinsip kerja untuk efek penurunan lipid. Ketika digunakan sebagai terapi tunggal, obat ini merupakan agen penurun kolesterol total LDL yang paling poten dan ditoleransi paling baik.
Efek samping yang biasa terjadi keluhan abdominal ringan, ruam kulit, rangsangan gatal, nyeri kepala, lelah, gangguan tidur.
Sediaan  yang beredar : Atorvastatin (Lipitor®), Rosuvastatin (Crestor®), Fluvastatin (Lescol®), Simvastatin (Simcor®), Lovastatin (Lipovas®)

4.      Obat golongan Asam Fibrat (Gemfibrosil, Fenofibrat, Klofibrat)
Mekanisme kerja adalah mengurangi sintesis VLDL sehingga menyebabkan penurunan VLDL
Efek samping yang biasa terjadi kemerahan pada kulit, pusing, myalgia.
Sedian yang beredar : Gemfibrosil (Grospid®), Fenofibrat (Trolip®), Klofibrat (Arterol®)

5.      Ezetimibe
Mekanisme kerja mengganggu absorbs kolesterol dari membrane fili saluran cerna, mekanisme baru yang membuatnya menjadi pilihan baik untuk terapi tambahan. Bisa digunakan dalam terapi tunggal atau di kombinasi dengan golongan statin. Ketika digunakan tunggal obat ini menurunkan lebih kurang 18 % kolesterol LDL. Ketika di kombinasi dengan golongan statin Ezetimibe menurunkan LDL dengan penambahan sekitar 12% - 20%.
Sediaan yang beredar : Ezetimibe (Ezetrol®)

*Dari berbagai sumber…(Iso Farmakoterapi dll….)
*Untuk mengingatkan diri sendiri

0 komentar:

Posting Komentar